Hai Friend, Nah kali ini saya akan berbagi ilmu pengetahuan nih tentang Macan tutul Jawa yang merupakan Spesies kucing endemik terbesar terakhir di Indonesia. Semoga bermanffat ya Friend !
Macan Tutul Jawa atau dalam bahasa latin disebut Panthera pardus melas menjadi kucing besar terakhir yang tersisa di pulau Jawa setelah Harimau Jawa. Macan Tutul Jawa (Java Leopard) merupakan satu dari sembilan subspesies Macan Tutul (Panthera pardus) di dunia yang merupakan satwa endemik pulau Jawa. Hewan langka yang dilindungi ini..
Macan Tutul Jawa atau dalam bahasa latin disebut Panthera pardus melas menjadi kucing besar terakhir yang tersisa di pulau Jawa setelah Harimau Jawa. Macan Tutul Jawa (Java Leopard) merupakan satu dari sembilan subspesies Macan Tutul (Panthera pardus) di dunia yang merupakan satwa endemik pulau Jawa. Hewan langka yang dilindungi ini..
Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang
dimasukkan dalam status konservasi “Critically Endangered” ini mempunyai dua
variasi yaitu Macan Tutul berwarna terang dan Macan Tutul berwarna hitam yang
biasa disebut dengan Macan Kumbang. Meskipun berwarna berbeda, kedua kucing
besar ini adalah subspesies yang sama.
Ciri-ciri Macan Tutul Jawa. Dibandingkan subspesies macan tutul lainnya, Macan Tutul
Jawa (Panthera pardus melas) mempunyai ukuran relatif kecil.
Panjang tubuh berkisar antara 90 – 150 cm dengan tinggi 60 – 95 cm. Bobot
badannya berkisar 40 – 60 kg.
Macan Tutul Jawa di atas dahan
Subspesies Macan Tutul yang menjadi satwa endemik pulau Jawa
ini mempunyai khas warna bertutul-tutul di sekujur tubuhnya. Pada umumnya
bulunya berwarna kuning kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna hitam. Bintik
hitam di kepalanya berukuran lebih kecil. Macan Tutul Jawa betina serupa, dan
berukuran lebih kecil dari jantan.
Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas) sebagaimana
macan tutul lainnya adalah binatang nokturnal yang lebih aktif di malam hari.
Kucing besar ini termasuk salah satu binatang yang pandai memanjat dan
berenang.
Macan Tutul Jawa adalah binatang karnivora yang memangsa
buruannya seperti kijang, monyet ekor panjang, babi hutan, kancil dan owa jawa,,
surili dan lutung hitam. Kucing besar ini juga mampu menyeret dan membawa hasil
buruannya ke atas pohon yang terkadang bobot mangsa melebih ukuran tubuhnya.
Perilaku ini selain untuk menghindari kehilangan mangsa hasil buruan, selain
itu juga untuk penyimpanan persediaan makanan.
Meskipun masa hidup di alam belum banyak diketahui tetapi di
penangkaran, Macan tutul dapat hidup hingga 21-23 tahun. Macan tutul yang hidup
dalam teritorial (ruang gerak) berkisar 5 – 15 km2. Bersifat soliter, tetapi
pada saat tertentu seperti berpasangan dan pengasuhan anak, macan tutul dapat
hidup berkelompok. Macan tutul jantan akan berkelana mencari pasangan dalam
teritorinya masing-masing, di mana tiap daerah tersebut ditandai dengan cakaran
di batang kayu, urine maupun kotorannya.
Macan tutul betina umumya memiliki anak lebih kurang 2-6
ekor setiap kelahiran dengan masa kehamilan lebih kurang 110 hari. Menjadi
dewasa pada usia 3-4 tahun. Anak macan tutul akan tetap bersama induknya hingga
berumur 18-24 bulan. Dalam pola pengasuhan anak, kadang-kadang macan tutul
jantan membantu dalam hal pengasuhan anak.
Macan Kumbang Adalah Macan Tutul. Meskipun mempunyai warna tubuh yang berbeda, hitam, namun
Macan Kumbang pun subspesies yang sama dengan Macan Tutul. Variasi warna tubuh
tersebut bukanlah menjadikan macan tutul yang bertubuh hitam tersebut adalah subspesies
yang lain, tetapi sesungguhnya sub spesies yang sama. Terbukti keduanya dapat
kawin dan menghasilkan keturunan yang berwarna tutul dan berwarna hitam.
Macan Tutul Jawa berbulu hitam biasa
disebut Macan Kumbang
Warna pada Macan Kumbang tidaklah sepenuhnya hitam. Ada
tutul-tutul yang berwarna lebih gelap dibandingkan warna dasar. Macan tutul
hitam (Macan Kumbang) selain menjadi varian dari Macan Tutul Jawa juga banyak
dijumpai pada Macan Tutul di India. Para ahli menduga perbedaan warna
tersebut disebabkan oleh pigmen melanistik.
Konservasi Macan Tutul Jawa. Kucing besar ini termasuk satwa yang dilindungi dari
kepunahan di Indonesia berdasarkan UU No.5 tahun 1990 dan PP No.7 tahun 1999.
Oleh IUCN Red list, Macan Tutul Jawa (Panthera padus melas) digolongkan
dalam “Kritis” (Critically Endangered). Selain itu juga
masuk dalam dalam CITES Apendik I yang berarti tidak boleh diperdagangkan.
Jumlah populasi Macan Tutul Jawa tidak diketahui dengan
pasti. Data dari IUCN Redlist memperkirakan populasinya di bawah 250 ekor
(2008) walaupun oleh beberapa instansi dalam negeri terkadang mengklaim
jumlahnya masih di atas 500-an ekor.
Populasi Macan Tutul Jawa ini tersebar di beberapa wilayah
yang berbeda seperti di Taman Nasional (TN) Ujung Kulon, TN. Gunung Halimun
Salak, TN. Gunung Gede, Hutan Lindung Petungkriyono Pekalongan, dan TN. Meru
Betiri Jawa Timur.
Subspesies Macan Tutul.
Di seluruh dunia terdapat 9 subspesies Macan Tutul. Selain Macan Tutul Jawa (Panthera
padus melas) yang endemik pulau Jawa terdapat 8 subspesies lainnya yaitu;
- Panthera pardus pardus: Afrika
- Panthera pardus nimr : Arab
- Panthera pardus saxicolor : Asia Tengah
- Panthera pardus kotiya: Sri Lanka
- Panthera pardus fusca: India
- Panthera pardus delacourii: Asia Selatan dan China bagian selatan
- Panthera pardus japonensis: China bagian utara
- Panthera pardus orientalis: Rusia, Korea dan China bagian tenggara
Harimau Jawa dan Harimau Bali kini telah tinggal belangnya
saja. Apakah kita rela jika Macan Tutul Jawa yang menjadi kucing besar terakhir
yang tersisa di pulau Jawa ini ikut-ikutan punah?
Yuk kita peduli lingkungan agar Keseimbangan alam tetap terjaga untuk Anak dan cucu kita kelak ! :).